Minggu, 08 Januari 2012

Refleksi kelompok 11 &12

Kelompok 11 Ekosistem Aquatik
Hutan pantai ialah Hutan yang menyebar di sepanjang pantai yang tidak tergenang oleh pasang surut air laut dengan luas + 3,3 juta hektar.
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis.
Mangrove disebut juga hutan pantai .Hutan pasang surut air laut, Hutan payau, atau Hutan bakau.Merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.Hutan ini terdapat di di Pulau sumatra ,kalimantan ,jawa dan irian jaya.
Ekosistem air tawar memiliki ciri ciri antara lain; variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Ekosistem Tawar dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Ekostem air lentik airnya tidak berarus, ini berarti airnya tidak mengalir. Contohnya : Danau, rawa air tawar, kolam, rawa gambut, pasir terapung
2. Ekostem air Lotik airnya berarus, berarti airnya senantiasa mengalir. Contoh dari ekosistem air tawar lotik sering kita jumpai di sekitar kita
Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Ciri-ciri ekosistem air sebagai berikut :
• Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
• Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem pantai karang meliputi terumbu karang merupakan Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-¬jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis¬-jenis moluska.
Pantai berpasir tipe ini umumnya berada didekat muara sungai. Biota penyusun ekosistem ini sevariatif pantai pasir putih. Kebanyakan Crustacea seperti undur-undur laut (Emerita sp.) Ekosistem pantai lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapan lumpur sungai dengan laut yang berada di muara sungai dan sekitarnya. Apabila sungainya besar, lumpur tersebut membentang luas sampai menjorok ke laut
Laut merupakan dunia yang misterius hingga abad ke-18 Masehi. Menurut berbagai mitos dan cerita rakyat yang terkait dengan laut, laut adalah penguasa peradaban lama. Bangsa Roma meyakini bahwa lidah ombak merupakan kuda-kuda putih yang menarik kereta dewa Napiton.
Bentos merupakan sebuah organisme yang tinggal di dalam atau di dasar laut. Bentos Beting Benua Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati. Laut dalam merupakan daerah yang tidak pernah diungkapkan dan dijelajahi. Orang banyak mengeksplorasi ke luar angkasa dari pada ke bawah laut.


Kelompok 12 Suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
 Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia.
 Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia.
Ada beberapa macam tipe suksesi yaitu:
1. Hidrosere, tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut hidrosere. Tipe suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke perkembangan komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam jumlah cukup besar dan sangat dalam atau jika air selalu bergerak kuat (beratus atau bergelombang) atau adanya kekuatan fisik lain, suksesi menghasilkan suatu komunitas aquatik yang stabil dan sukar mengalami pergantian.
2. Halosere, suksesi yang dimulai pada tanah bergaram atau air asin.
3. Xerosere, suksesi vegetasi yang berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch. Ada dua macam yaitu: Psammosere : suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir. Lithosere : suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.
Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja. Dengan demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang biasanya merupakan pioner adalah lumut kerak (Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak.
Penyebab suksesi, yaitu :
a. iklim
b. topografi
c. biotic
Secara umum, tahap-tahap terjadinya suksesi adalah sebagai berikut:
Lahan kosong>>> invasi benih>>> kolonisasi>>> kompetisi>>> interaksi antar komunitas dan lingkungan>>> stabilisasi dan tercapainya keseimbangan yang mantap.
Di bawah ini adalah tahapan suksesi secara khusus, yaitu sebagai berikut:
1) Fase Permulaan
Setelah penggundulan hutan, dengan sendirinya hampir tidak ada biomassa yang tersisa yang mampu beregenerasi. Tetapi, tumbuhan herba dan semak-semak muncul dengan cepat dan menempati tanah yang gundul.
2) Fase Awal atau Muda
Kurang dari satu tahun, tumbuhan herba dan semak-semak digantikan oleh jenis-jenis pohon pionir awal yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pertumbuhan tinggi yang cepat, kerapatan kayu yang rendah, pertumbuhan cabang sedikit, daun-daun berukuran besar yang sederhana, relatif muda/cepat mulai berbunga, memproduksi banyak benih-benih dorman ukuran kecil yang disebarkan oleh burung-burung, tikus atau angin, masa hidup yang pendek (7- 25 tahun), berkecambah pada intensitas cahaya tinggi, dan daerah penyebaran yang luas.
3) Fase Dewasa
Setelah pohon-pohon pionir awal mencapai tinggi maksimumnya, mereka akan mati satu per satu dan secara berangsur-angsur digantikan oleh pionir-pionir akhir yang juga akan membentuk lapisan pohon yang homogen (Finegan 1992).
4) Fase Klimaks
Pionir-pionir akhir mati satu per satu setelah sekitar 100 tahun (Liebermann & Liebermann 1987) dan berangsur-angsur digantikan oleh jenis-jenis tahan naungan yang telah tumbuh dibawah tajuk pionir-pionir akhir. Jenis-jenis ini adalah jenis-jenis pohon klimaks dari hutan primer, yang dapat menunjukkan ciri-ciri yang berbeda. Termasuk dalam jenis-jenis ini adalah jenis-jenis kayu tropik komersil yang bernilai tinggi dan banyak jenis lainnya yang tidak (belum) memiliki nilai komersil.

Refleksi kelompok 9 & 10

Kelompok 9 Ekosistem
Ekosistem yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang utuh. Terdapat dua dalam system ekologi, yaitu:
• Sistem tertutup yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan untuk terjadinya pertukaran energi, tetapi tidak memungkinkan pertukaran materi antara sistem dengan lingkungannya.
• Sistem terbuka yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi dan materi melintasi batas.
Keseimbangan (steady state) : keadaan tidak berubah yang dipertahankan terus menerus oleh Individu/ekosistem. Struktur dan fungsi Komponen ekosistem dibagi menjadi 5, yaitu:
1) Komponen abiotik
2) Komponen biotik
3) Produser
4) Konsumen
5) Pengurai
Aliran energy, Cahaya matahari adalah sumber utama energi bagi kehidupan . Energi memasuki sebagian besar ekosistem dalam bentuk cahaya matahari, energi cahaya matahari ini diubah menjadi energi kimia oleh organisme autotrof, yang kemudian diteruskan keorganisme heterotrof dalam bentuk senyawa-senyawa organik dalam makanannya dan dibuang dalam bentuk panas.
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
Produktivitas primer bersih ditentukan oleh perbedaan relatif dari hasil fotosintesis dengan materi yang dimanfaatkan dalam proses respirasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas primer adalah sebagai berikut (Rai, 1999).
Secara sederhana reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut.
cahaya
6 CO2 + 6 H2O 6C6H12O6 + O2
Klorofil
Proses ini merupakan kebalikan dari proses fotosintesis yang melibatkan berbagai reaksi dan biokatalisator yang berupa enzim. Secara sederhana reaksinya adalah sebagai berikut.
6C6H12O6 + O2 6 CO2 + energi
enzim
Produksi bagi ekosistem merupakan proses pemasukan dan penyimpanan energy dalam ekosistem. Pemasukan energy dalam ekosistem yang dimaksud adalah pemindahan energy cahaya menjadi energy kimia oleh produsen. Sedangkan penyimpanan energy yang dimaksudkan adalah penggunaan energy oleh konsumen dan mikroorganisme.


Kelompok 10 Ekosistem Darat dan Terristerial
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %. Tipe hutan hujan tropis menurut ketinggian tempat di bagi menjadi yaitu:
1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0 - 1.000 m dari permukaan laut.
2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.
3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.
Hutan musim tropis terdiri atas pepohonan yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Hutan musim tropis banyak terdapat di Indonesia, Thailand, India, Kamboja, Laos, Vietnam, Australia sebelah utara dan Afrika tengah.
Hutan konifer termasuk daerah-daerah penghasil kayu terbesar di dunia. Jarum-jarum konifer sangat lambat membusuk, dan tanah mengembangkan profil pedsol yang sangat khas. Tanah dapat mengandung populasi organisme-organisme kecil cukup baik tetapi sedikit organisme-organisme yang lebih besar.
Hutan BorealDikenal juga sebagai hutan konifer belahan bumi utara atau ”taiga”, menempati zona mulai dari perbatasan dengan tundra sampai sekitar 800 km ke sebelah selatan. Hutan boreal ini tumbuh di region dingin atau sejuk, beriklim lembab dari pedalaman continental.
Hutan Luruh Temperata, Hutan ini meliputi daerah beriklim temperata dengan garis lintang menengah. Distribusi alaminya hampir menutupi sebagian besar Eropa, bagian barat Amerika Utara, Asia Barat dan sebagian Amerika Selatan dan Australia. Sebagian telah hilang akibat kegiatan manusia.
Hutan Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan padamusim gugur.
Hutan elfin di altitudes tinggi - sekitar 500 m di atas (di atas permukaan laut) di Pulau Utara dan 300m di selatan Pulau. Pohon dan tanaman lainnya yang tumbuh di hutan alpine disesuaikan untuk bertahan dingin. Pohon tumbuh di wilayah alpine sering tidak akan tumbuh tinggi sebagai sebagai spesies yang sama akan tumbuh di hutan dataran rendah yang disebabkan colder iklim dan angin. Jenis vegetasi ini terjadi pada puncak bukit yang lebih tinggi di atas ketinggian 4000 m di atas kayu upto 5500 m baris.

Refleksi kelompok 7 & 8

Kelompok 7 Vegetasi
Kelompok ini membahas tentang vegetasi, yang dimulai dari pengertian komunitas. Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Konsep dasar komunitas terbagi menjadi 3, yaitu:
• Formasi; merupakan unit vegetasi yang besar di suatu wilayah yang ditunjukkan oleh beberapa bentuk pertumbuhan yang dominan.
• Assosiasi; vegetasi regional, dalam formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum, terdapat lebih dari satu spesies yang dominan dan bersifat khas.
• Ekotone; suatu zona (daerah) peralihan (transisi) atau pertemuan antara dua komunitas yang berbeda dan menunjukkan sifat yang khas.
Vegetasi juga memiliki beberapa tipe, antara lain Vegetasi hutan hujan tropis, hutan luruh temperate, zona arid kering dan padang pasir, hutan boreal, padang rumput, dan tundra.
Vegetasi diklasifikasikan menjadi 3, yaitu Fisiognomi, habitat dan komposisi, dan dominasi spesies. Dalam terjadinya vegetasi , ada faktor-faktor penyebab. Faktor-faktor tersebut adalah iklim, keadaan tanah, tinggi rendahnya permukaan bumi, dan makhluk hidup (biotik). Seperti yang telah dijelaskan di awal, didalam komunitas terjadi suatu interaksi. Contoh komunitas adalah sawah dan sunga. Komunitas sawah berisi bermaca-macam makhluk hidup mislanya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas tumbuhan memiliki beberapa karkteristik, yaitu keanekaragaman, struktur dan koposisi, analisis kuantitatif komunitas, dan yang terakhir adalah dominasi. Studi struktur dan klasifikasi komunitas (fitososiologi) analisis vegetasinya secara kualitatif dan kuantitatif.
Kelompokini terlalu banyak membahas hutan, pada hal yang seharusnya mereka pelajari adalah interaksi terhadap makhluk hidup dalam suatu ekosistem.

Minggu, 18 Desember 2011

refleksi kelompok 5 dan 6

Kelompok 5 Faktor Edafik (Tanah)
Pada pertemuan ketiga ini kelompok 5 membahas tentang lingkungan biotik dan abiotik. Dimulai dengan pengertian tanah, yaitu lapisan permukaan bumi yang berfungsi sebagai tempat tumbuh berbagai akar tumbuhan dimana akarnya digunakan untuk mensuplai air dan udara. Bahan utama penyusun tanah yaitu air, bahan mineral, bahan organik, dan udara. Profil tanah merupakan suatu kumpulan barbagai macam lapisan tanah. Tanah tersusun oleh lapisan-lapisan yang disebut horizon tanah. Horizon tanah dapat dibedakan berdasarkan batas perubahan antara horizon satu dengan yang lain.

1. Horizon O,yakni horizon tanah yang didominasi oleh bahan organik
2. Horizon A,yakni horizon mineral yang terbentuk di permukaan atau di bawah horizon O yang menunjukkan kehilangan keseluruhan atau sebagian struktur asli batuan
3. Horizon E, yakni horizon tanah mineral dengan karakteristik khusus, telah terjadi kehilangan lempung silikat,besi aluminium, atau kombinasinya, dan yang tinggal merupakan akumulasi debu atau pasir
4. Horizon B, yakni horizon tanah yang terbentuk di bawah horizon A,E, atau O yang bersifat rapuh dan memiliki warna value rendah, warna chroma tinggi, atau memiliki hue lebih merah
5. Horizon C, yakni horizon yang tidak termasuk batuan induk yang keras dan tidak mempunyai sifat-sifat horizon O, A, E, atau B
6. Horizon R, yakni horizon tanah yang terbentuk dari batuan induk yang keras termasuk granit, basal, quarsitik, dan batuan kapur keras.


contoh faktor lingkungan biotik dan interaksinya yaitu:
1. Interaksi manusia dan tumbuhan
Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan tumbuhan di suatu tempat dengan melakukan perlindungan dan perkembangan.
2. Interaksi antar tumbuhan dan hewan dalam komunitas
Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora.
3. Interaksi antar tumbuhan dalam komunitas
Komunitas tumbuhan adalah unit-unit dengan karakteristik sosiologi. Sehingga mereka memakai istilah sosiologi tumbuhan atau Phytocoenology untuk memberi batasan ilmu yang berkaitan dengan komunitas tumbuhan. Ada juga yang menganggap bahwa komunitas tumbuhan seperti “organismee”, dan ada yang memandang sebagai unit yang lebih kompleks yang terdiri dari beberapa lapisan komunitas yang disebut synusiae.


Kelompok 6 Populasi



Kelompok 6 membahas tentang populasi. Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Contoh populasi dari komunitas sungai dapat berupa populasi rumput, populasi ikan, populasi kepiting, popuasi kerang, populasi sumpil, dan lain-lain antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya


Interaksi antar organisme meliputi:
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

Sedangkan karakteristik dalam populasi meliputi kepadatan, natalitas (angka kelahiran), mortalitas (angka kematian), distribusi umur, distribusi populasi, distribusi spasial, dan bentuk pertumbuhan populasi.

refleksi kelompok 3 dan 4

Kelompok 3 Cahaya Dan Suhu

Menurut saya kelompok 3 tampil dengan baik dan maksimal. Kelompok ini menjelaskan tentang cahaya dan suhu, pada cahaya meliputi tentang kualitas cahaya, intensitas cahaya dan lama penyinaran. Peranan cahaya terhadap tumbuhan yaitu, fotoperiodism, fotoenergetic, fotodestruktif, fotocybernetic, fotomorgenesis,dan fototropism.
Ada 4 cara penerimaan cahaya bagi tumbuhan, yaitu:
a) Fitokrom, paling kuat menyerap cahaya merah dan merah jauh. Ada juga fitokrom penyerap cahaya biru.
b) Kriptokrom, sekelompok pigmen yang serupa mampu menyerap cahaya biru dan panjang gelombang ultraviolet 320-400 nm, karena peran pentingnya pada kriptogram (tumbuhan tak berbunga).
c) Penerima cahaya UV-B, senyawa tak dikenal/bukan pigmen yg menyerapradiasi UV 280-320 nm4.
d) Protoklorofilida a, pigmen cahaya yang menyerap cahaya merah dan biru , bias tereduksi menjadi klorofil Aa. Pengaruh cahaya pada perkecambahan, produksi klorofil terpacu oleh cahaya, pembukaan daun terpacu oleh cahaya, pemanjangan batang terhambat oleh cahaya, perkembangan akar terpacu oleh cahaya.
Sedangkan suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari, suhu tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasimatahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman,kandungan lengas tanah. Hal yang perlu diketahui :
1. Suhu penting bagi tumbuhan sebagai organisme Poikilotermik dan Stenotermik.
2. Suhu sebagai variasi dan stratifikasi secara horizontal dan vertical di atas permukaan tanah dan kedalaman di bawah permukaan tanah dan air.
3. Zonazi tumbuhan berdasarkan suhu ( zona thermo-ekologi dan Demokrasi floristic )


Kelompok 4 Atmosfer dan Air

Kelompok 4 membahas tentang atmosfer dan air. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,karbon dioksida, dan gas-gas lain. Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C).
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida (CO2)dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organic lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik.

refleksi kelompok 1 dan 2

Kelompok 1 pengertian dasar dalam ekologi tumbuhan

Menurut saya kelompok 1 tampil dengan baik namun, karena presentasinya diluar ruangan, penampilan kelompok ini kurang maksimal. Kelompok ini membahas tentang ; pengertian ekologi tumbuhan dan pengertian menurut ekologiawan, sejarah perkembangan ekologi tumbuhan, pendekatan ekologi tumbuhan (sinekologi dan autekologi), manfaat terapan dari ekologi tumbuhan, pengembangan wilayah perkotaan. Diperkotaan yng mempunyai sedikit lahan kosong dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau pada saat ini bisa didapat dengan menciptakan lingkungan hijau dengan membuat pekarangan yang diberikan tanaman yang rindang atau pemberian pot dihalaman depan rumah. Jadi yang mempunyai rumah di lingkungan perkotaan hendaknya melakukan kegiatan penghijauan yang dimulai darai lingkungan rumah atau rumah berambut hijau tersebut.

Kelompok 2 tumbuhan dalam lingkungan

menurut saya kelompok 2 tampil kurang maksimal, karena kuliah diadakan di luar ruangan, sehingga presentasi kurang maksimal. Kelompok ini membahas tentang lingkungan makro dan lingkungan mikro, lingkungan abiotik, biotik dan faktor pembatas, pengertian niche atau nisia, strategi tumbuhan terhadap stress, hubungan adaptasi vs abaptasi, dan contoh dari indikator ekologis.
stress pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu stress biotik dan sress abiotik. Pada stress biotik terdiri dari kompetisi intra spesies dan antar spesies, infeksi oleh hama dan penyakit. Sedangkan stress abiotik terdiri dari suhu (tinggi dan rendah), air (kelebihan dan kekurangan), radiasi (ultraviolet, infra merah, dan radiasi mengionisasi), kimiawi (garam, gas, dan pestisida), angin, dan suara. Stress pada tumbuhan dapat mengakibatkan kurang optimalnya pertumbuhan dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman tersebut.
Indikator ekologi adalah fisik, kimia, atau tindakan biologis yang paling mewakili unsur-unsur kunci dari ekosistem yang kompleks. Indikator ekologi berguna menginformasikan komunitas ilmiah, para pembuat keputusan, dan masyarakat tentang keadaan keseluruhan ekosistem dan bagaimana hal itu bisa berubah karena tekanan antropogenik dan lainnya. Dan juga indikator ekologis digunakan untuk berkomunikasi tentang akosistem dan dampak aktivitas manusia terhadap ekosisitem untuk kelompok- kelompok ekosisitem.

Benalu dan manfaatnya


Benalu (Loranthus, suku Loranthaceae) adalah sekelompok tumbuhan parasit obligat yang hidup dan tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada pohon-pohon besar di daerah tropis. Tumbuhan ini menghasilkan getah yang lengket.
Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalam pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah. Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh di dahan itu.

Klasifikasi tanaman
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Loranthales
Suku : Loranthaceae
Marga : Macrosolen
Jenis : Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh.
(van Steenis, 1975)


Kandungan dan Manfaat Tanaman
Daun dan batang benalu mengandung alkaloida, saponin, flavonoid dan tannin. Benalu dari spesies Dendrophthoe mengandung glikosida kuersetin (Hargono, 1995).
Aktivitas Farmakologi
Herba benalu berkhasiat anti radang, anti bakteri dan anti bengkak. Penelitian lain menyebutkan bahwa benalu memiliki kegunakan sebagai obat batuk, diuretik, pemeliharaan kesehatan ibu pasca persalinan, penghilang rasa nyeri, luka atau infeksi kapang (Hargono, 1995). Fraksi air dan fraksi etil asetat dari daun benalu yang tumbuh pada petai mampu melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro (Sasmito et al., 2001). Pemakaian benalu bersama beberapa bahan lain juga berkhasiat dalam pengobatan kanker, amandel dan penyakit campak (Thomas, 1999).

Penggunaan di Masyarakat
Secara empiris dekokta dari M. cochinchinensis yang tumbuh pada inang pohon teh telah digunakan dalam pengobatan kanker (Jamilah, 2003). Banyak yang berhasil sembuh sehingga pengobatan tradisional pun menjadi tumpuan harapan baru bagi para penderita kanker. Sementara senyawa dalam benalu telah lama diperkirakan bekerja sebagai penghambat keganasan kanker. Benalu yang direbus menjadi teh terbukti dapat dipakai sebagai obat penunjang selama menjalani kemoterapi. Beberapa spesies benalu sejak zaman dahulu telah digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Misalnya Viscum album L var lutecens Makino untuk mengobati sakit pinggang dan jamu pasca melahirkan para ibu di Jepang, Viscum album L untuk mengobati kanker di Korea dan Cina, bahkan di beberapa negara Eropa menjadi obat antikanker nonkonvensional dan dijual dengan nama dagang Iscador (Artanti, 2004).

Penelitian Mekanisme Antikanker
Hasil skrining benalu dari spesies Dendrophthoe pentandra dan M. cochinchinensis yang tumbuh pada berbagai inang menunjukkan bahwa dengan metode DPPH free radical scavenging activity (Yen and Chen, 1995) yang dimodifikasi (Artanti et al., 2003), semua ekstrak air dan etanol yang diuji aktif sebagai antioksidan ( IC50<50 µg/ml), sedangkan dengan metode BSLT ekstrak air tidak bersifat toksik sedangkan ekstrak etanol relatif lebih toksik dan tampaknya tergantung pada jenis inang, hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa yang aktif sebagai antioksidan tidak selalu bersifat toksik terhadap brine shrimp (Artanti et al., 2003; 2004). Hasil KLT dan LCMS (Liquid Chromatography Mass Spectroscopy) menunjukkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol benalu dari spesies D. pentandra yang tumbuh pada berbagai inang memiliki senyawa utama yang sama yang diduga adalah quersitrin suatu senyawa flavonol glikosida yang merupakan marker taksonomi dari famili Loranthaceae. Quersitrin juga telah diisolasi dari benalu duku (M. cochinchinensis) (Jamilah, 2003). Hasil uji dengan sel kanker (in vitro), baru 3 ekstrak yang menunjukkan aktivitas sangat baik pada sel kanker, salah satu diantaranya yaitu ekstrak air daun benalu belimbing (YI) (M. cochinchinensis). Hasil uji antikanker in vitro (Artanti et al., 2003), menunjukkan bahwa ekstrak air benalu belimbing (YI) (M. cochinchinensis) mempunyai IC50 = 0,63 ppm terhadap sel kanker payudara MCF7; uji antikanker in vitro juga telah dilakukan pada sel kanker L1210 (IC50 = 41,0 ppm), HCT116 (IC50 > 20 ppm), dan A431 (IC50 > 20 ppm). Hasil uji viabilitas sel kanker B16 bahwa ekstrak ini pada konsentrasi 100 ppm tidak menunjukkan toksisitas (viabilitas 93%), tetapi pada konsentrasi 200 ppm dan 400 ppm menunjukkan sifat toksik (viabilitas 26% dan 9%) (Artanti et al., 2004). Uji DPPH dengan metode Shimzu menunjukkan bahwa ekstrak air benalu ini menunjukkan aktivitas antioksidan 95,7% pada konsentrasi 50 ppm (Artanti et al., 2004). Dengan adanya penelitian secara in vivo ini diharapkan bisa mendapatkan bukti secara ilmiah mengenai khasiat ekstrak air daun benalu belimbing (M cochinchinensis) sebagai obat antikanker selain itu juga diharapkan dapat menambah koleksi data laboratoris dari kegunaan ekstrak air daun benalu belimbing sebagai antikanker.

cara penggunaan :
1. Tumor dan Kanker : 1 - 2 batang benalu pohon teh, 1 batang alang-alang, adas pulasari secukupnya. Direbus dengan 1,5 liter air. Saring. Minum 1x sehari 1/2 gelas.
2. Cacingan : Segenggam tumbuhan benalu, 1 jari rimpang temu giring, ditumbuk halus, beri air matang secukupnya. Minum 1x sehari 1/4 cangkir selama 4 hari setiap pagi.
3. Amandel : 1 batang benalu dari pohon jeruk nipis, adas pulasari secukupnya, direbus dengan 3 gelas air. Saring. Minum 2x sehari 1/2 gelas.
4. Campak : 1 batang benalu biasa, adas pulasari secukupnya, ditumbuk sampai halus, sambil diberi air secukupnya. Peras, saring. Minum airnya 2x sehari, sedangkan ampasnya borehkan pada tubuh penderita. Lakukan ini selama 2 hari berturut-turut
5. Gondok : 10 helai daun benalu teh cuci bersih, rebus dengan 1 liter air, sampai airnya tinggal 2 gelas. Setelah dingin, minum 2x sehari, masing-masing 1 gelas. Lakukan rutin tiap 2 hari sekali.

Sumber :
Anonymous. 2011.Http://Ahong.Blogspot.Com/Benalu-Juga-Termasuk-Tanaman-Obat-Lho.Htm
Anonymous. 2011. Http://Wikipedia.Org/Benalu.Htm
Artanti, N., Jamilah, Dan Hartati, S., 2003, Laporan Teknis Sub Tolok Ukur Pengembangan Senyawa Potensial Antikanker Dari Taxus Sumatrana Dan Benalu, Puslit Kimia Lipi, Serpong.
Artanti, N., Jamilah, Agustina, H., Meiyanto, E., Dan Darmawan, A., 2004, Laporan Teknis Sub Tolok Ukur Pengembangan Senyawa Potensial Antikanker Dari Taxus Sumatrana Dan Benalu, Puslit Kimia Lipi, Serpong.
Hargono, 1995, Flora Voor De Scholen In Indonesie, Diterjemahkan Oleh Sorjowinoto, M., Edisi Ke-6, Pt Pradnya Paramitha, Jakarta.
Sasmito, Darsono, Zainul, K., Matrozi, 2001, Kemampuan Fraksi Air Dan Fraksi Etil Asetat Daun Benalu Petai Dendrophtoe Petandra (L) Miq Melarutkan Batu Ginjal Galsium In Vitro Yang Diuji Dengan Metode Aktivasi Neutron Cepat, Majalah Farmasi Indonesia, 12 (14) 186-193.
Thomas, A.N.S., 1999, Tanaman Obat Tradisional I, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 99-101, 124-125.